Wednesday, May 5, 2021

Trading Pairs dalam Trading Crypto

Trading pair merupakan fungsi dimana Anda memiliki dua mata uang berbeda yang dapat saling ditukarkan.

Ketika beli dan jual sebuah cryptocurrency, seringkali ada pertukaran dengan mata uang lokal. Contohnya, jika Anda ingin membeli atau menjual Bitcoin dengan dolar AS, maka trading pair-nya adalah BTC ke USD. Hal yang sama berlaku juga dalam pertukaran cryptocurrency. Jika Bitcoin diperdagangkan dengan Ethereum, trading pair-nya menjadi BTC ke ETH.

Mata uang dapat memiliki banyak trading pair dengan satu sama lain, misalnya, Litecoin/Bitcoin (LTC/BTC) atau Bitcoin/Pound Inggris (BTC/GBP).

Apa itu block reward?

Setiap block pada blockchain berisi daftar data transaksional. Data transaksional ini harus diverifikasi dan diamankan agar dapat ditambahkan ke dalam blockchain, dan pada titik ini, tidak dapat lagi diubah. Proses ini dilakukan oleh para penambang.

Untuk melakukan verifikasi transaksi, para penambang harus memecahkan permasalahan matematika yang rumit. Proses ini juga memerlukan daya komputasi yang amat besar, termasuk peralatan, ruang, asuransi dan sebagainya.

Oleh karena itu, para penambang memperoleh block reward untuk setiap block transaksi yang sukses mereka tambang dan tambahkan ke blockchain. Imbal balas ini merupakan insentif bagi para penambang Bitcoin agar terus memecahkan perhitungan matematika yang ada dan memberi kompensasi atas biaya dan waktu yang mereka keluarkan.

Sebuah aturan pada perangkat lunak Bitcoin menyatakan bahwa setiap 210,000 block, block reward akan berkurang setengah bagian - yang dikenal sebagai Bitcoin halving.

Kini, jumlah Bitcoin yang diberikan sebagai imbal balas bagi tiap block yang ditambahkan ke dalam blockchain adalah sejumlah 12.5 Bitcoin. Block reward halving berikutnya diperkirakan akan terjadi pada bulan Mei 2020.

Peristiwa ini dianggap sebagai peristiwa yang penting karena persediaan Bitcoin yang baru akan berkurang sebanyak 50%! (MISSING)Hal ini disebabkan karena hanya ada 21 juta Bitcoin yang pernah diciptakan. Jika koin tersebut diciptakan terlalu cepat, maka menurut hukum permintaan dan penawaran, semakin banyaknya koin yang beredar, semakin rendah pula nilai mereka.

Apa itu block reward?

Setiap block pada blockchain berisi daftar data transaksional. Data transaksional ini harus diverifikasi dan diamankan agar dapat ditambahkan ke dalam blockchain, dan pada titik ini, tidak dapat lagi diubah. Proses ini dilakukan oleh para penambang.

Untuk melakukan verifikasi transaksi, para penambang harus memecahkan permasalahan matematika yang rumit. Proses ini juga memerlukan daya komputasi yang amat besar, termasuk peralatan, ruang, asuransi dan sebagainya.

Oleh karena itu, para penambang memperoleh block reward untuk setiap block transaksi yang sukses mereka tambang dan tambahkan ke blockchain. Imbal balas ini merupakan insentif bagi para penambang Bitcoin agar terus memecahkan perhitungan matematika yang ada dan memberi kompensasi atas biaya dan waktu yang mereka keluarkan.

Sebuah aturan pada perangkat lunak Bitcoin menyatakan bahwa setiap 210,000 block, block reward akan berkurang setengah bagian - yang dikenal sebagai Bitcoin halving.

Kini, jumlah Bitcoin yang diberikan sebagai imbal balas bagi tiap block yang ditambahkan ke dalam blockchain adalah sejumlah 12.5 Bitcoin. Block reward halving berikutnya diperkirakan akan terjadi pada bulan Mei 2020.

Peristiwa ini dianggap sebagai peristiwa yang penting karena persediaan Bitcoin yang baru akan berkurang sebanyak 50%! (MISSING)Hal ini disebabkan karena hanya ada 21 juta Bitcoin yang pernah diciptakan. Jika koin tersebut diciptakan terlalu cepat, maka menurut hukum permintaan dan penawaran, semakin banyaknya koin yang beredar, semakin rendah pula nilai mereka.

Apa fungsi hash?

Mata uang fiat biasanya diterbitkan oleh bank sentral, sedangkan Bitcoin baru diterbitkan kepada para penambang melalui block reward ketika mereka berhasil memecahkan sebuah block. Mereka melakukan ini dengan menggunakan perangkat keras yang khusus digunakan untuk memecahkan permasalahan komputasional rumit, yang kemudian menghasilkan hash - output 64 karakter yang terlihat acak.

Output ini dikenal sebagai ‘hash’. Fungsi hash merupakan sebuah proses matematis dimana data dengan ukuran apapun disimpan dan dimasukkan ke dalam serangkaian operasi untuk mengubahnya menjadi sebuah ‘hash’. Data tersebut memiliki ukuran yang tetap dan sangat penting dalam berurusan dengan transaksi dan data dalam jumlah besar. Agar tidak perlu mengingat seluruh data tersebut, fungsi hash memampatkannya ke dalam ukuran yang tetap untuk mempermudah pelacakannya.

Dalam Bitcoin, penambang menggunakan SHA-256 Cryptographic Hash Algorithm. Data yang diinput oleh para penambang tersebut ke dalam fungsi hash SHA-256 meliputi seluruh transaksi terkini yang dapat masuk dalam limit ukuran block, hasil hash block terdahulu, dan juga nonce. Nonce merupakan nilai acak yang diubah oleh para penambang pada tiap percobaan hash untuk mendapatkan hasil baru. Sedikit saja perubahan pada input akan mengakibatkan perubahan output yang sama sekali berbeda.

Penambang Bitcoin mencari output dengan jumlah angka nol tertentu. Kini, para penambang Bitcoin harus menemukan hash yang diawali dengan sembilan belas angka nol. Untuk mendapatkan angka tersebut, diperlukan banyak sekali percobaan. Ketika hash tersebut ditemukan, block akan ditutup dan ditambahkan ke dalam blockchain. Setelah sukses menambang sebuah block, penambang akan diberi imbal balas dengan Bitcoin baru dan biaya transaksi.

 Apa itu jaringan peer to peer?

Jaringan peer-to-peer (P2P) merupakan sebuah kelompok dari 2 atau lebih perangkat - contohnya, telepon genggam, komputer atau bahkan printer - yang diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat berbagi data tertentu satu sama lain. Tidak ada server pusat yang berperan sebagai perangkat penyimpanan data, tetapi setiap komputer berperan sebagai server untuk menyimpan data.

"Peer” merupakan sebuah sistem komputer pada jaringan. Setiap peer memiliki posisi setara dan mereka sering disebut sebagai node.

Misalnya Risma ingin berbagi file dengan Dika. Pada jaringan non peer-to-peer, Risma akan memberikan file tersebut kepada Dika melalui server pusat untuk disimpan. Kemudian Dika perlu meminta akses file tersebut kepada server pusat sehingga ia bisa memakainya. Pada jaringan peer-to-peer, Dika tidak perlu melakukan hal ini. File tersebut bisa dikirim langsung dari Risma ke Dika.

Uber merupakan salah satu contoh jaringan non peer-to-peer. Ketika Anda memesan Uber, Anda menghubungi Uber untuk mendapatkan pengemudi. Ketika Anda memanggil taksi, Anda berinteraksi langsung dengan supir taksi tersebut. Uber berperan sebagai server pusat, jika jaringan mereka down - Anda tidak akan bisa memesan pengemudi. Sebaliknya, pada jaringan peer-to-peer, jika server down, server tersebut tidak akan membuat seluruh jaringan ikut down.

Apa yang membedakan ICO dan IPO?

Initial Coin Offering (ICO) dan Initial Public Offering (IPO) merupakan cara bagi proyek-proyek untuk menggalang dana secara publik.

IPO biasanya dilakukan oleh perusahaan yang lebih mapan dan matang. IPO memiliki aturan yang lebih ketat dan pertanggungjawaban yang lebih kuat.

ICO telah menarik banyak perhatian di ranah crypto. ICO biasanya dilakukan oleh tim kecil yang memiliki ide cemerlang yang ingin mereka jalankan. Mereka biasanya akan membuat crowdfunding (pendanaan bersama), mirip seperti Kickstarter, dengan target kelompok yang serupa. Aturan untuk ICO masih dalam tahap pembuatan, sehingga risiko investasinya lebih tinggi.

Sebuah tim yang ingin menggalang dana melalui ICO biasanya akan memulai dengan membuat laporan untuk menjelaskan ide dan strategi bisnis mereka, walaupun tidak diharuskan oleh aturan yang ada. Proyek tersebut kemudian akan menggalang dana dengan menjual token cryptocurrency mereka sendiri. Organisasi yang ingin menggalang dana melalui ICO akan menggunakan platform seperti Ethereum untuk menciptakan token cryptocurrency mereka sendiri. Mereka juga akan membuat aturan token, seperti total penawaran, bagaimana pendistribusiannya, dan kondisi-kondisi khusus lainnya.

Ketika token tersebut dibuat, platform tersebut akan berfungsi sebagai buku daftar seluruh transaksi yang akan terjadi di masa depan.

Beberapa perusahaan yang telah melakukan ICO termasuk Telegram, Block.one dan EOS. Jika Anda tertarik untuk berinvestasi pada sebuah proyek crypto melalui ICO, pastikan Anda telah melakukan penelitian secara menyeluruh terlebih dahulu.

Bagaimana proyek kripto mendapatkan pendanaan?

ICO

Bentuk kripto yang paling terkenal adalah Initial Coin Offering (ICO). ICO adalah tempat dimana sebuah proyek dibuat untuk mengumpulkan dana dengan menjual token cryptocurrency mereka sendiri.

Pada dasarnya, setiap token adalah blok rantai yang mirip atau sama dengan bagian saham di saham (stock) yang terbuka untuk masyarakat umum - sehingga Anda dapat membuat perbandingan bahwa ICO merupakan variasi lain dari Penawaran Saham Perdana (Initial Public Offering atau IPO).

Proyek kripto juga dapat mengumpulkan dana melalui Security Token Offering (STO), Initial Exchange Offering (IEO) or Initial Dex Offering (IDO).

STO

STO sedikit berbeda dengan ICO. Token sekuritas mewakili kontrak investasi yang menjadi pokok aset investasi, misalnya saham, obligasi, dana, dan trust investasi real estat (REIT). Token sekuritas memiliki banyak keuntungan karena regulator keuangan menganggapnya sebagai sekuritas. Tingkat keamanan yang tinggi membuatnya sangat populer di kalangan investor.

IEO

IEO (Initial Exchange Offering) adalah sebuah alternatif dari ICO dimana token proyek dijual langsung melalui pertukaran cryptocurrency. Tidak seperti ICO, IEO tidak terbuka untuk masyarakat umum dan setiap pengguna yang ingin membeli token tersebut harus melakukannya melalui akun Exchange (bursa).

IDO

IDO (Initial Decentralised Offering) sangat mirip dengan IEO, tapi IDO terdapat pada Exchange yang didesentralisasi.

 Apa itu hashrate Bitcoin?

Untuk memahami hash rate dan fungsinya, Anda perlu memahami dasar penambangan Bitcoin terlebih dahulu. Penambangan Bitcoin merupakan proses yang terkomputerisasi dengan tiga fungsi utama:

Mengeluarkan Bitcoin baru

Mengkonfirmasi transaksi

Memastikan jaringan Bitcoin tetap aman

Mata uang fiat diterbitkan oleh bank sentral, sedangkan Bitcoin baru diterbitkan kepada para penambang melalui block reward saat berhasil memecahkan sebuah block. Mereka melakukan ini dengan menggunakan perangkat keras yang khusus digunakan untuk memecahkan permasalahan komputasional rumit, yang kemudian menghasilkan hash - output 64 karakter yang terlihat acak.

Untuk menemukan nomor hash tersebut, para penambang Bitcoin menggunakan SHA-256 Cryptographic Hash Algorithm. Data yang diinput penambang tersebut ke dalam fungsi hash SHA-256 meliputi seluruh transaksi terbaru yang dapat masuk dalam limit ukuran block, hasil hash block terdahulu, dan juga nonce. Nonce merupakan nilai acak yang diubah oleh para penambang pada tiap percobaan hash untuk mendapatkan hasil baru. Sedikit saja perubahan pada input akan mengakibatkan perubahan output yang sama sekali berbeda. Para penambang Bitcoin mencari output dengan jumlah angka nol tertentu. Kini, para penambang Bitcoin harus menemukan hash yang diawali dengan sembilan belas angka nol. Untuk mendapatkan angka tersebut, diperlukan banyak sekali percobaan. Ketika hash tersebut ditemukan, block akan ditutup dan ditambahkan ke dalam blockchain. Setelah berhasil menambang sebuah block, penambang akan diberi imbalan berupa Bitcoin baru dan biaya transaksi. Hash rate merupakan kecepatan penambang tiba ke sebuah hash - jumlah sebuah hash dikomputasi per detiknya. Semakin banyak penambang yang menambang Bitcoin, hash rate akan mengalami peningkatan.

 


0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More