Wednesday, May 5, 2021

Apa Itu Bitcoin Cash?

Sederhananya, Bitcoin Cash (BCH) adalah cryptocurrency yang berasal dari Bitcoin (BTC) . Ini bukan mata uang yang sama dan secara teknis implementasinya pun berbeda. Namun, ibarat pizza manis yang dihidangkan sebagai makanan penutup atau pizza asin untuk hidangan utama, keduanya dibuat dari bahan dasar yang sama.

Bitcoin Cash diluncurkan pada Agustus 2017 sebagai hasil dari hard fork blockchain Bitcoin. Tujuan dari fork itu sendiri adalah untuk meningkatkan kapasitas blok di blockchain dari 1MB menjadi 8MB (kemudian menjadi 32MB) untuk memfasilitasi transaksi yang lebih cepat. Komunitas Bitcoin Cash sering menganggap Bitcoin Cash sebagai sistem alternatif yang lebih cepat dan terjangkau daripada Bitcoin (BTC) - namun anggapan ini mash menuai perdebatan.

Terdapat perbedaan lain di antara kedua cryptocurrency ini karena para developer masih terus mengembangkan teknologi keduanya untuk mencakup fungsi lain selain kecepatan. Seperti banyak cryptocurrency atau altcoin yang beredar di market, kedua komunitas bersemangat dan ada banyak proyek inovatif yang membawa kita lebih dekat ke masa depan keuangan digital yang layak kita dapatkan.

Dari mana asal Bitcoin Cash?

Awalnya, Bitcoin Cash ditujukan untuk meningkatkan fungsi Bitcoin sebagai alat pembayaran daripada sebagai aset investasi. Menyusul kurangnya konsensus komunitas Bitcoin tentang skalabilitas Bitcoin, terjadilah pemisahan blockchain yang menghasilkan penciptaan Bitcoin Cash.

Pada 2017 terjadi lonjakan minat dan mengakibatkan jaringan Bitcoin menjadi padat ketika adopsi meningkat. Hal ini menyebabkan transaksi yang menumpuk dan biaya transaksi pun meningkat dimana kondisi tersebut tidak kondusif untuk Bitcoin yang digunakan untuk transaksi sehari-hari.

Saat itulah debat tentang skala benar-benar terjadi.

Debat skala Bitcoin

Sebagian komunitas ingin mempertahankan kapasitas blok 1MB Bitcoin dan berpandangan bahwa Segwit (Segregated Witness) merupakan sebuah solusi jangka panjang. Bagian lain dari komunitas yang sebagian besar terdiri dari penambang dan pendukung Bitcoin seperti Roger Ver, ingin menambah ukuran blok menjadi 8MB, sehingga akan memungkinkan lebih banyak transaksi diproses di setiap bloknya.

Kedua grup tidak dapat mencapai konsensus dan memutuskan untuk berpisah dengan hard fork.

The hard fork

Pada 1 Agustus 2017, hard fork menciptakan cryptocurrency yang sepenuhnya baru dan terpisah: Bitcoin Cash.

Sejak itu, komunitas Bitcoin Cash tidak hanya terus mengembangkan teknologi koin ini tetapi juga menawarkan alternatif 'blok yang lebih besar' dari Bitcoin (BTC), selain memiliki fungsi utama untuk memfasilitasi transaksi sehari-hari, menjadikannya lebih murah dan lebih cepat sehingga dapat digunakan sebagai uang tunai digital untuk keperluan sehari-hari.

 

Sama seperti nasi uduk dan nasi kuning, kedua cryptocurrency ini juga terbuat dari berbagai bahan baku yang sama tetapi berbeda. Bitcoin Cash berasal dari "pabrik" yang sama dengan Bitcoin. Keduanya memiliki white paper yang sama, jumlah persediaan yang sama, algoritma penambangan yang sama, dan bahkan memiliki sistem bonus (reward) penambang yang sama.

Baik Bitcoin maupun Bitcoin Cash bertujuan untuk menjadi mata uang digital yang diterima di seluruh dunia, tetapi ada beberapa perbedaan teknis penting karena kedua komunitas memiliki pandangan berbeda tentang solusi kedua koin ini untuk skalabilitas.

Perbedaan teknis

Meskipun Bitcoin dan Bitcoin Cash dapat mungkin memiliki algoritma penambangan yang sama, keduanya memiliki tingkat kesulitan penambangan yang dapat disesuaikan namun berbeda.

Terlepas dari perbedaan teknis ini, komunitas kedua koin ini juga memiliki keyakinan yang berbeda tentang tujuan dari white paper Satoshi.

Perbedaan interpretasi tentang visi Satoshi

Komunitas Bitcoin (BTC) sangat mengutamakan aspek-aspek seperti tahan sensor, desentralisasi, tanpa izin, dan tanpa kepercayaan. Sedangkan komunitas Bitcoin Cash (BCH) berpandangan bahwa adopsi massal konsumen terhadap Bitcoin lebih penting daripada desentralisasi.

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More