Monday, May 10, 2021

Mengapa Bitcoin di Sebut Crypto Currency?

 Jika Anda tidak tahu apa itu Bitcoin, mungkin Anda kurang mengikuti perkembangan teknologi dalam sepuluh tahun terakhir ini. Namun, apakah Bitcoin menjadi cryptocurrency dengan kapitalisasi pasar nomor satu hanya karena pengenalan brand saja?

Pengenalan brand merupakan hal yang penting. Lihat saja Coca Cola, McDonalds, Google … Mereka semua menjadi merek yang dikenal masyarakat luas dan mendominasi industri. Bitcoin merupakan cryptocurrency pertama yang pernah dibuat. Hal ini memberikan keuntungan penggerak pertama (first mover), dan merupakan hal yang sangat kuat. Tidak pernah ada pemasaran berbayar untuk Bitcoin - Bitcoin bukanlah milik siapapun dan Bitcoin tidak memerlukan pemasaran apapun karena ia mengandalkan pemasaran dari mulut ke mulut. Ini merupakan solusi pintar bagi suatu permasalahan klasik dan semua orang merasa senang untuk membagikan tentangnya karena ini adalah solusi yang jenius.

Cryptocurrency lain mulai bermunculan sejak Bitcoin diluncurkan, dan menawarkan berbagai hal yang berbeda dari segi teknologi dan fungsi. Namun hingga kini, tidak ada satupun yang mendekati Bitcoin dalam hal pengenalan brand.

Menjadi pelopor tidak selalu menjadi faktor penentu kesuksesan sebuah brand, namun hal ini merupakan hal yang penting bagi blockchain.

Bitcoin memegang posisi puncak karena kekuatannya terletak pada teknologi yang mendasarinya dan jumlah kemampuan komputasi yang dibutuhkan untuk menjaga keamanannya. Dalam blockchain, semakin banyak penambang dalam jaringan, semakin sulit untuk melakukan penambangan dan semakin sulit untuk melakukan peretasan. Artinya, pengenalan brand menjadi hal yang sangat penting, karena semakin banyak orang yang menggunakannya, maka semakin kuat juga produknya, dan semakin menarik pula juga teknologinya. Jaringan Bitcoin telah memimpin selama lebih dari 10 tahun. Ini membuktikan bahwa Bitcoin memiliki stabilitas yang tahan lama. Mungkin dalam 10 tahun, situasi akan berubah.

 

Apakah Bitcoin bisa diretas?

Jaringan Bitcoin sangatlah sulit untuk diretas. Hal ini disebabkan Bitcoin diciptakan menggunakan teknologi blockchain.

Blockchain mencatat dan menyusun transaksi Bitcoin, menciptakan sebuah database yang bisa dicari dan memuat seluruh transaksi tersebut dalam prosesnya. Bayangkan blockchain seperti buku kas pada umumnya. Namun tidak seperti buku kas tradisional (ledger), blockchain Bitcoin terdesentralisasi. Artinya, alih-alih menyimpan informasi dalam server pusat, blockchain menyimpan data transaksi dalam jaringan komputer yang luas yang selalu memeriksa dan melakukan verifikasi catatan yang ada dengan akurat.

Hal ini membuat peretasan sulit untuk dilakukan karena peretas harus membobol 51%!a(MISSING)tau lebih bagian dari jaringan untuk bisa meretas informasi, dan bukan hanya membobol satu server pusat saja. Bayangkan Anda memasuki ruangan dan menemukan satu brankas besi. Mungkin saja brankas tersebut dilindungi banyak sistem keamanan, namun ketika Anda berhasil melewati semuanya, Anda dapat mengakses seluruh isi brankas tersebut. Sekarang bayangkan Anda diperhadapkan pada seratus ruangan dengan seratus brankas yang berbeda di dalamnya. Setiap brankas memiliki sepotong bagian peta yang berisi cara memasuki sebuah brankas, maka Anda tidak akan dapat memecahkannya kecuali Anda memiliki lebih dari 51%!b(MISSING)agian dari keseluruhan potongan. Lebih sulit, bukan?

Walaupun sistem ini sangat sulit untuk diretas, namun bukan berarti mustahil. Serangan 51%!m(MISSING)erupakan keadaan dimana peretas memiliki kendali atas mayoritas jaringan hashrate atau kemampuan komputasi Bitcoin. Hal ini memampukan peretas untuk menambang block dengan lebih cepat daripada total gabungan penambangan seluruh jaringan.

Namun, kecil sekali kemungkinan terjadinya serangan semacam ini karena usaha ini membutuhkan biaya yang mahal, dan hasilnya kebanyakan hanyalah koin dengan hash rendah yang lebih rentan terhadap serangan demikian. Hashrate Bitcoin kini sedang berada pada posisi tertingginya, melampaui 100 quintillion hash per detik. Ini berarti siapa saja yang ingin menggunakan metode peretasan demikian akan memerlukan jumlah kemampuan komputasi yang sangat tinggi agar bisa mendominasi mayoritas hashrate, yang tentunya memakan biaya yang besar. Sejak diluncurkan tahun 2009, jaringan Bitcoin belum pernah berhasil diretas.

 

 

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More