Trading pair merupakan fungsi dimana Anda memiliki dua mata
uang berbeda yang dapat saling ditukarkan.
Ketika beli dan jual sebuah cryptocurrency, seringkali ada
pertukaran dengan mata uang lokal. Contohnya, jika Anda ingin membeli atau
menjual Bitcoin dengan dolar AS, maka trading pair-nya adalah BTC ke USD. Hal
yang sama berlaku juga dalam pertukaran cryptocurrency. Jika Bitcoin
diperdagangkan dengan Ethereum, trading pair-nya menjadi BTC ke ETH.
Mata uang dapat memiliki banyak trading pair dengan satu
sama lain, misalnya, Litecoin/Bitcoin (LTC/BTC) atau Bitcoin/Pound Inggris
(BTC/GBP).
Apa itu block reward?
Setiap block pada blockchain berisi daftar data
transaksional. Data transaksional ini harus diverifikasi dan diamankan agar
dapat ditambahkan ke dalam blockchain, dan pada titik ini, tidak dapat lagi
diubah. Proses ini dilakukan oleh para penambang.
Untuk melakukan verifikasi transaksi, para penambang harus
memecahkan permasalahan matematika yang rumit. Proses ini juga memerlukan daya
komputasi yang amat besar, termasuk peralatan, ruang, asuransi dan sebagainya.
Oleh karena itu, para penambang memperoleh block reward
untuk setiap block transaksi yang sukses mereka tambang dan tambahkan ke
blockchain. Imbal balas ini merupakan insentif bagi para penambang Bitcoin agar
terus memecahkan perhitungan matematika yang ada dan memberi kompensasi atas
biaya dan waktu yang mereka keluarkan.
Sebuah aturan pada perangkat lunak Bitcoin menyatakan bahwa
setiap 210,000 block, block reward akan berkurang setengah bagian - yang
dikenal sebagai Bitcoin halving.
Kini, jumlah Bitcoin yang diberikan sebagai imbal balas bagi
tiap block yang ditambahkan ke dalam blockchain adalah sejumlah 12.5 Bitcoin.
Block reward halving berikutnya diperkirakan akan terjadi pada bulan Mei 2020.
Peristiwa ini dianggap sebagai peristiwa yang penting karena
persediaan Bitcoin yang baru akan berkurang sebanyak 50%! (MISSING)Hal ini
disebabkan karena hanya ada 21 juta Bitcoin yang pernah diciptakan. Jika koin
tersebut diciptakan terlalu cepat, maka menurut hukum permintaan dan penawaran,
semakin banyaknya koin yang beredar, semakin rendah pula nilai mereka.
Apa itu block reward?
Setiap block pada blockchain berisi daftar data
transaksional. Data transaksional ini harus diverifikasi dan diamankan agar
dapat ditambahkan ke dalam blockchain, dan pada titik ini, tidak dapat lagi
diubah. Proses ini dilakukan oleh para penambang.
Untuk melakukan verifikasi transaksi, para penambang harus
memecahkan permasalahan matematika yang rumit. Proses ini juga memerlukan daya
komputasi yang amat besar, termasuk peralatan, ruang, asuransi dan sebagainya.
Oleh karena itu, para penambang memperoleh block reward
untuk setiap block transaksi yang sukses mereka tambang dan tambahkan ke
blockchain. Imbal balas ini merupakan insentif bagi para penambang Bitcoin agar
terus memecahkan perhitungan matematika yang ada dan memberi kompensasi atas
biaya dan waktu yang mereka keluarkan.
Sebuah aturan pada perangkat lunak Bitcoin menyatakan bahwa
setiap 210,000 block, block reward akan berkurang setengah bagian - yang
dikenal sebagai Bitcoin halving.
Kini, jumlah Bitcoin yang diberikan sebagai imbal balas bagi
tiap block yang ditambahkan ke dalam blockchain adalah sejumlah 12.5 Bitcoin.
Block reward halving berikutnya diperkirakan akan terjadi pada bulan Mei 2020.
Peristiwa ini dianggap sebagai peristiwa yang penting karena
persediaan Bitcoin yang baru akan berkurang sebanyak 50%! (MISSING)Hal ini
disebabkan karena hanya ada 21 juta Bitcoin yang pernah diciptakan. Jika koin
tersebut diciptakan terlalu cepat, maka menurut hukum permintaan dan penawaran,
semakin banyaknya koin yang beredar, semakin rendah pula nilai mereka.
Apa fungsi hash?
Mata uang fiat biasanya diterbitkan oleh bank sentral,
sedangkan Bitcoin baru diterbitkan kepada para penambang melalui block reward
ketika mereka berhasil memecahkan sebuah block. Mereka melakukan ini dengan
menggunakan perangkat keras yang khusus digunakan untuk memecahkan permasalahan
komputasional rumit, yang kemudian menghasilkan hash - output 64 karakter yang
terlihat acak.
Output ini dikenal sebagai ‘hash’. Fungsi hash merupakan
sebuah proses matematis dimana data dengan ukuran apapun disimpan dan
dimasukkan ke dalam serangkaian operasi untuk mengubahnya menjadi sebuah
‘hash’. Data tersebut memiliki ukuran yang tetap dan sangat penting dalam berurusan
dengan transaksi dan data dalam jumlah besar. Agar tidak perlu mengingat
seluruh data tersebut, fungsi hash memampatkannya ke dalam ukuran yang tetap
untuk mempermudah pelacakannya.
Dalam Bitcoin, penambang menggunakan SHA-256 Cryptographic
Hash Algorithm. Data yang diinput oleh para penambang tersebut ke dalam fungsi
hash SHA-256 meliputi seluruh transaksi terkini yang dapat masuk dalam limit
ukuran block, hasil hash block terdahulu, dan juga nonce. Nonce merupakan nilai
acak yang diubah oleh para penambang pada tiap percobaan hash untuk mendapatkan
hasil baru. Sedikit saja perubahan pada input akan mengakibatkan perubahan
output yang sama sekali berbeda.
Penambang Bitcoin mencari output dengan jumlah angka nol
tertentu. Kini, para penambang Bitcoin harus menemukan hash yang diawali dengan
sembilan belas angka nol. Untuk mendapatkan angka tersebut, diperlukan banyak
sekali percobaan. Ketika hash tersebut ditemukan, block akan ditutup dan
ditambahkan ke dalam blockchain. Setelah sukses menambang sebuah block,
penambang akan diberi imbal balas dengan Bitcoin baru dan biaya transaksi.
Apa itu jaringan peer to peer?
Jaringan peer-to-peer (P2P) merupakan sebuah kelompok dari 2
atau lebih perangkat - contohnya, telepon genggam, komputer atau bahkan printer
- yang diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat berbagi data tertentu satu
sama lain. Tidak ada server pusat yang berperan sebagai perangkat penyimpanan
data, tetapi setiap komputer berperan sebagai server untuk menyimpan data.
"Peer” merupakan sebuah sistem komputer pada jaringan.
Setiap peer memiliki posisi setara dan mereka sering disebut sebagai node.
Misalnya Risma ingin berbagi file dengan Dika. Pada jaringan
non peer-to-peer, Risma akan memberikan file tersebut kepada Dika melalui
server pusat untuk disimpan. Kemudian Dika perlu meminta akses file tersebut
kepada server pusat sehingga ia bisa memakainya. Pada jaringan peer-to-peer,
Dika tidak perlu melakukan hal ini. File tersebut bisa dikirim langsung dari
Risma ke Dika.
Uber merupakan salah satu contoh jaringan non peer-to-peer.
Ketika Anda memesan Uber, Anda menghubungi Uber untuk mendapatkan pengemudi.
Ketika Anda memanggil taksi, Anda berinteraksi langsung dengan supir taksi tersebut.
Uber berperan sebagai server pusat, jika jaringan mereka down - Anda tidak akan
bisa memesan pengemudi. Sebaliknya, pada jaringan peer-to-peer, jika server
down, server tersebut tidak akan membuat seluruh jaringan ikut down.
Apa yang membedakan ICO dan IPO?
Initial Coin Offering (ICO) dan Initial Public Offering
(IPO) merupakan cara bagi proyek-proyek untuk menggalang dana secara publik.
IPO biasanya dilakukan oleh perusahaan yang lebih mapan dan
matang. IPO memiliki aturan yang lebih ketat dan pertanggungjawaban yang lebih
kuat.
ICO telah menarik banyak perhatian di ranah crypto. ICO
biasanya dilakukan oleh tim kecil yang memiliki ide cemerlang yang ingin mereka
jalankan. Mereka biasanya akan membuat crowdfunding (pendanaan bersama), mirip
seperti Kickstarter, dengan target kelompok yang serupa. Aturan untuk ICO masih
dalam tahap pembuatan, sehingga risiko investasinya lebih tinggi.
Sebuah tim yang ingin menggalang dana melalui ICO biasanya
akan memulai dengan membuat laporan untuk menjelaskan ide dan strategi bisnis
mereka, walaupun tidak diharuskan oleh aturan yang ada. Proyek tersebut
kemudian akan menggalang dana dengan menjual token cryptocurrency mereka
sendiri. Organisasi yang ingin menggalang dana melalui ICO akan menggunakan
platform seperti Ethereum untuk menciptakan token cryptocurrency mereka
sendiri. Mereka juga akan membuat aturan token, seperti total penawaran,
bagaimana pendistribusiannya, dan kondisi-kondisi khusus lainnya.
Ketika token tersebut dibuat, platform tersebut akan
berfungsi sebagai buku daftar seluruh transaksi yang akan terjadi di masa
depan.
Beberapa perusahaan yang telah melakukan ICO termasuk
Telegram, Block.one dan EOS. Jika Anda tertarik untuk berinvestasi pada sebuah
proyek crypto melalui ICO, pastikan Anda telah melakukan penelitian secara
menyeluruh terlebih dahulu.
Bagaimana proyek kripto mendapatkan pendanaan?
ICO
Bentuk kripto yang paling terkenal adalah Initial Coin
Offering (ICO). ICO adalah tempat dimana sebuah proyek dibuat untuk
mengumpulkan dana dengan menjual token cryptocurrency mereka sendiri.
Pada dasarnya, setiap token adalah blok rantai yang mirip
atau sama dengan bagian saham di saham (stock) yang terbuka untuk masyarakat
umum - sehingga Anda dapat membuat perbandingan bahwa ICO merupakan variasi
lain dari Penawaran Saham Perdana (Initial Public Offering atau IPO).
Proyek kripto juga dapat mengumpulkan dana melalui Security
Token Offering (STO), Initial Exchange Offering (IEO) or Initial Dex Offering
(IDO).
STO
STO sedikit berbeda dengan ICO. Token sekuritas mewakili
kontrak investasi yang menjadi pokok aset investasi, misalnya saham, obligasi,
dana, dan trust investasi real estat (REIT). Token sekuritas memiliki banyak
keuntungan karena regulator keuangan menganggapnya sebagai sekuritas. Tingkat
keamanan yang tinggi membuatnya sangat populer di kalangan investor.
IEO
IEO (Initial Exchange Offering) adalah sebuah alternatif
dari ICO dimana token proyek dijual langsung melalui pertukaran cryptocurrency.
Tidak seperti ICO, IEO tidak terbuka untuk masyarakat umum dan setiap pengguna
yang ingin membeli token tersebut harus melakukannya melalui akun Exchange
(bursa).
IDO
IDO (Initial Decentralised Offering) sangat mirip dengan
IEO, tapi IDO terdapat pada Exchange yang didesentralisasi.
Apa itu hashrate Bitcoin?
Untuk memahami hash rate dan fungsinya, Anda perlu memahami
dasar penambangan Bitcoin terlebih dahulu. Penambangan Bitcoin merupakan proses
yang terkomputerisasi dengan tiga fungsi utama:
Mengeluarkan Bitcoin baru
Mengkonfirmasi transaksi
Memastikan jaringan Bitcoin tetap aman
Mata uang fiat diterbitkan oleh bank sentral, sedangkan
Bitcoin baru diterbitkan kepada para penambang melalui block reward saat
berhasil memecahkan sebuah block. Mereka melakukan ini dengan menggunakan
perangkat keras yang khusus digunakan untuk memecahkan permasalahan
komputasional rumit, yang kemudian menghasilkan hash - output 64 karakter yang
terlihat acak.
Untuk menemukan nomor hash tersebut, para penambang Bitcoin
menggunakan SHA-256 Cryptographic Hash Algorithm. Data yang diinput penambang
tersebut ke dalam fungsi hash SHA-256 meliputi seluruh transaksi terbaru yang
dapat masuk dalam limit ukuran block, hasil hash block terdahulu, dan juga
nonce. Nonce merupakan nilai acak yang diubah oleh para penambang pada tiap
percobaan hash untuk mendapatkan hasil baru. Sedikit saja perubahan pada input
akan mengakibatkan perubahan output yang sama sekali berbeda. Para penambang
Bitcoin mencari output dengan jumlah angka nol tertentu. Kini, para penambang
Bitcoin harus menemukan hash yang diawali dengan sembilan belas angka nol.
Untuk mendapatkan angka tersebut, diperlukan banyak sekali percobaan. Ketika
hash tersebut ditemukan, block akan ditutup dan ditambahkan ke dalam
blockchain. Setelah berhasil menambang sebuah block, penambang akan diberi
imbalan berupa Bitcoin baru dan biaya transaksi. Hash rate merupakan kecepatan
penambang tiba ke sebuah hash - jumlah sebuah hash dikomputasi per detiknya.
Semakin banyak penambang yang menambang Bitcoin, hash rate akan mengalami
peningkatan.