Aset adalah semua sumber ekonomi atau kekayaan yang dimiliki oleh suatu entitas yang diharapkan dapat memberikan manfaat usaha di masa depan. Di dalam ilmu akuntansi aset atau aktiva dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal debit.
Sumber ekonomi atau kekayaan tersebut adalah semua sumber daya yang dimiliki, baik itu dalam bentuk benda ataupun hak kuasa yang diperoleh di masa lalu dan dimaksudkan agar memberikan manfaat di kemudian hari.
Untuk mendapatkan pengakuan sebagai aset, maka semua sumber ekonomi tersebut terlebih dahulu harus dapat diukur dengan satuan mata uang, baik itu dollar, rupiah, atau mata uang lainnya.
Ada beberapa cara yang umum dilakukan untuk mendapatkan aset, misalnya dengan cara membeli, membangun sendiri, dan pertukaran aset.
Jenis-Jenis Aset
Seperti yang disebutkan sebelumnya, aset merupakan hak yang bisa dipakai dalam operasional perusahaan. Beberapa benda yang dianggap sebagai aset diantaranya; gedung/ bangunan, mobil, merk dagang, hak paten teknologi, uang kas, dan benda/ barang berharga lainnya.
Pada umumnya, aset dibagi menjadi beberapa kategori untuk keperluan analisis
1. Aset Lancar (Current Asset)
Pengertian aset lancar adalah aset yang diharapkan dapat terealisasi dan memberikan manfaat dalam jangka pendek, yaitu sekitar satu tahun. Aset lancar ini berupa investasi jangka pendek, kas, piutang, persediaan, biaya yang harus dibayar, dan penghasilan yang masih diterima.
2. Aset Tetap (Fixed Asset)
Pengertian aset tetap adalah aset yang memiliki wujud dan siap untuk digunakan/ difungsikan dalam operasional perusahaan. Aset tetap tidak dimaksudkan untuk dijual, dan memiliki manfaat yang lebih dari satu tahun. Beberapa aset tetap meliputi; gedung, tanah, investasi jangka panjang.
3. Aset Tak Berwujud (Intangible Asset)
Pengertian aset tidak berwujud adalah aset tetap yang tidak memiliki wujud dan memiliki manfaat dengan memberikan hak ekonomi dan hukum kepada pemiliknya. Beberapa aset tidak berwujud ini diantaranya; merk dagang, waralaba, hak cipta, goodwill, hak paten.
4. Aset Lain
Aset lain ini adalah gambaran berbagai pos yang tidak dapat secara layak digolongkan ke dalam aset lancar, aset tetap, dan aset tidak berwujud.
Siklus Hidup Aset
Hindrawan dkk mengatakan bahwa siklus hidup dari aset atau kelompok aset terdiri dari empat fase, yaitu perencanaan, pengadaan, operasi dan pemeliharaan, serta penghapusan. Berikut penjelasan singkat mengenai fase siklus hidup aset tersebut:
- Fase Perencanaan, yaitu tahapan dimana perusahaan mengidentifikasi kebutuhan akan adanya permintaan atas aset.
- Fase Pengadaan, yaitu tahapan ketika aset dibangun atau dibuat, bahkan dibeli. Pengadaan aset ini tergantung kebutuhan dan sesuai perencanaan.
- Fase Operasi dan Pemeliharaan, yaitu tahapan ketika aset digunakan/ dimanfaatkan untuk tujuan yang ditetapkan. Pada fase ini biasanya juga terdapat aktivitas pembaruan, perbaikan, dan pergantian yang dilakukan secara berkesinambungan atas aset.
- Fase Penghapusan, yaitu tahapan dimana umur ekonomis suatu aset telah habis atau ketika kebutuhan akan aset tersebut telah hilang.
Perencanaan Aset
Masih menurut Hindrawan dkk, perencanaan aset yang baik seharusnya terdiri dari beberapa hal berikut ini:
- Mengidentifikasi adanya permintaan akan aset, dan membeli aset yang diperlukan
- Perencaan pengadaan aset sebaiknya menegaskan mengenai jenis dan waktu kebutuhan aset, serta menjelaskan cara pengadaan aset
- Memaksimalkan pemakaian aset yang telah ada dengan begitu pengadaan aset baru tidak perlu dilakukan
- Melakukan evaluasi terhadap aset yang dimiliki, apakah memiliki performa yang baik atau justru membutuhkan biaya tinggi dalam operasionalnya
- Membuat skala prioritas dalam pengadaan dan atau penambahan aset
- Membuat berbagai pertimbangan solusi non-aset untuk mengurangi kebutuhan akan aset
Penggunaan Aset
Ketika membaca neraca, manajemen perusahaan harus mencermati nilai aset dengan rinci karena hal ini menjadi dasar dalam mengukur prestasi keuangan perusahaan. Ukuran prestasi keuangan ini nantinya akan menjadi dasar keputusan manajemen apakah akan mempertahankan atau meningkatkan aset.
1. Efisiensi Pemakaian Aset
Rasio penjualan/ total aset merupakan salah satu ukuran dalam menilai aset. Asumsinya, penggunaan aset dianggap efisien jika perusahaan dapat mewujudkan penjualan yang semakin besar.
Angka penjualan tersebut dilihat dari laporan laba-rugi perusahaan, sedangkan angka total aset dilihat dari neraca. Ini dapat dilihat dari rasio tahun terakhir dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya.
2. Optimalisasi Keuntungan
Angka laba harta atau laba investasi juga bisa menjadi ukuran dalam menilai keuntungan atau profitabilitas. Angka ini berasal dari perbandingan angka keuntungan (dari laporan laba-rugi) dan total harta/ total aset, dimana nilainya sama dengan total investasi.
Dengan asumsi manajemen merupakan pihak yang bertanggungjawab atas pemanfaatan dan pemeliharaan seluruh harta yang dipakai perusahaan, maka manajemen bertanggungjawab dalam upaya peningkatan keuntungan yang dihasilkan dari total harta.
0 comments:
Post a Comment